10.10.11

TELEMATIKA

belakangan ini kata"TELEMATIKA" ering kali terdengar dan disebut-sebut dalam media, dan banyak juga yang menhubung-hubungkan telematika dengan video, foto digital, media komunikasi seperti sms, email, dan chat. secara terminologi telematika dapat diartikan sebagai jaringan kominikasi yang berkaitan dengan siatem informasi, kata "telematika" berasal dari bahasa prancis yang diambil dari kata :"TELEMATIQUE".
Menurut Moeadjiono(salah satu praktisi teknologi informasi modern) makna telematika merupakan konvergensi dari
 Para praktisi mengatakan bahwa TELEMATICS merupakan perpaduan dari dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and INFORMATICS” yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari perkembangan teknologi digital. Dalam wikipedia disebutkan bahwa Telematics juga sering disebut dengan ICT (Information and Communications Technology).
Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu ( konvergensi ). Semula media masih belum menjadi bagian integral dari isu konvergensi teknologi informasi komunikasi pada saat itu.

Belakangan baru disadari bahwa penggunaan sistem komputer dan sistem komunikasi ternyata juga menghindarkan media komunikasi baru. Lebih jauh lagi istilah Telematika kemudian merujuk pada perkembangan konvergensi antara telekomunikasi, media dan informatika yang semula masing-masing berkembang secara terpisah.

Konvergensi Telematika kemudian dipahami sebagai sistem elektronik berbasiskan teknologi digital atau “The Net”. Dalam perkembangannya istilah “media” dalam Telematika berkembang menjadi wacana “multimedia”. Hal ini sedikit membingungkan masyarakat, karena istilah “multimedia” semula hanya merujuk pada kemampuan sistem computer untuk mengolah informasi dalam berbagai medium. Adalah suatu ambigus jika istilah Telematika dipahami sebagai akronim Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika(http://law.ui.ac.ic/lama/telematika/index.htm).

Teknologi Informasi merujuk pada sarana prasarana, sistem dan metode untuk perolehan, pengiriman, penerimaan, pengolahan, penafsiran, penyimpanan, pengorganisasian, dan penggunaan data yang bermakna ( Miarso, 2007 ).

Selaras dengan pengertian telematika sebagai sarana komuikasi jarak jauh,

maka fungsi dari telematika antara lain :

1. Penyampai informasi.
Telematika digunakan sebagai penyampai informasi agar orang yang melakukan Komunikasi menjadi lebih berpengetahuan dari sebelumnya. Bertambahnya pengetahuan manusia akan meningkatan keterampilan hidup, menambah kecerdasan, meningkatkan kesadaran dan wawasan.
2. Sarana Kontak sosial hidup bermasyarakat.
Interaksi sosial menimbulkan kebersamaan; keakraban, dan kesatuan yang akan melahirkan kerjasama. Telematika menjadi penghubung diantara peserta kerjasama tersebut, walaupun mereka tersebar dimana-mana. Telematika menjembatani proses interaksi sosial dan kerjasama sehingga menghasilkan jasa yang memiliki nilai tambah dibanding hasil perseorangan.








Contoh Penerapan Telematika

Ragam bentuk yang akan disajikan merupakan aplikasi yang sudah berkembang di berbagai sektor, maka tidak menutup kemungkinan terjadi tumpang tindih. Semua kegiatan dengan istilah work and play dapat menggunakan telematika sebagai penunjang kinerja usaha semua usaha dalam semua sektor, sosial, ekonomi dan budaya.



Bentuk-bentuk tersebut adalah

1. E-government

E-goverment dihadirkan dengan maksud untuk administrasi pemerintahan secara elektronik. Di Indonesia ini, sudah ada suatu badan yang mengurusi tentang telematika, yaitu Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI). TKTI mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan dan mempelopori program aksi dan inisiatif untuk menigkatkan perkembangan dan pendayagunaan teknologi telematika di Indonesia, serta memfasilitasi dan memantau pelaksanaannya.

Tim tersebut memiliki beberapa terget. Salah satu targetnya adalah pelaksanaan pemerintahan online atau e-goverment dalam bentuk situs/web internet. Dengan e-goverment, pemerintah dapat menjalankan fungsinya melalui sarana internet yang tujuannya adalah memberi pelayanan kepada publik secara transparan sekaligus lebih mudah, dan dapat diakses (dibaca) oleh komputer dari mana saja.


E-goverment juga dimaksudkan untuk peningkatan interaksi, tidak hanya antara pemerintah dan masyarakat, tetapi juga antar sesama unsur pemerintah dalam lingkup nasional, bahkan intrernasional. Pemerintahan tingkat provinsi sampai kabupaten kota, telah memiliki situs online. Contohnya adalah DPR, DKI Jakarta, dan Sudin Jaksel. Isi informasi dalam e-goverment, antara lain adalah profil wilayah atau instansi, data statistik, surat keputusan, dan bentuk interaktif lainnya.

2. E-commerce

Prinsip e-commerce tetap pada transaksi jual beli. Semua proses transaksi perdagangan dilakukan secara elektronik. Mulai dari memasang iklan pada berbagai situs atau web, membuat pesanan atau kontrak, mentransfer uang, mengirim dokumen, samapi membuat claim.

Luasnya wilayah e-commerce ini, bahkan dapat meliputi perdagangan internasional, menyangkut regulasi, pengiriman perangkat lunak (soft ware), erbankan, perpajakan, dan banyak lagi. E-commerce juga memiliki istilah lain, yakni e-bussines. Contoh dalam kawasan ini adalah toko online, baik itu toko buku, pabrik, kantor, dan bank (e-banking). Untuk yang disebut terakhir, sudah banyak bank yang melakukan transaksi melalui mobile phone, ATM (Automatic Teller Machine - Anjungan Tunai Mandiri) , bahkan membeli pulsa.
3. E-learning


Globalisasi telah menghasilkan pergeseran dalam dunia pendidikan, dalri pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Di Indonesia sudah berkembang pendidikan terbuka dengan modus belajar jarah jauh (distance lesrning) dengan media internet berbasis web atau situs.

Kenyataan tersebut dapat dimungkinkan dengan adanya teknologi telematika, yang dapat menghubungkan guru dengan muridnya, dan mahasiswa dengan dosennya. Melihat hasil perolehan belajar berupa nilai secara online, mengecek jadwal kuliah, dan mengirim naskah tugas, dapat dilakukan.

Peranan web kampus atau sekolagh termasuk cukup sentral dalam kegiatan pembelajaran ini. Selain itu, web bernuansa pendidikan non-institusi, perpustakaan online, dan interaksi dalam group, juga sangatlah mendukung. Selain murid atau mahasiswa, portal e-learning dapat diakses oleh siapapun yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya.

Hampir seluruh kampus di Indonesia, dan beberapa Sekolah Menegah Atas (SMA), telah memiliki web. Di DKI Jakarta, proses perencanaan pembelajaran dan penilaian sudah melalui sarana internet yang dikenal sebagai Sistem Administrasi Sekolah (SAS) DKI, dan ratusan web yang menyediakan modul-modul belajar, bahan kuliah, dan hasil penelitian tersebar di dunia internet.



Bentuk telematika lainnya masih banyak lagi, antara lain ada e-medicine, e-laboratory, e-technology, e-research, dan ribuan situs yang memberikan informasi sesuai bidangnya. Di luar berbasis web, telematika dapat berwujud hasil dari kerja satelit, contohnya ialah GPS (Global Position System), atau sejenisnya seperti GLONAS dan GALILEO, Google Earth, 3G, dan kini 4G, kompas digital, sitem navigasi digital untuk angkutan laut dan udara, serta teleconference.


Perkembangan Telematika

Peristiwa proklamasi 1945 membawa perubahan yang bagi masyarakat Indonesia, dan sekaligus menempatkannya pada situasi krisis jati diri. Krisis ini terjadi karena Indonesia sebagai sebuah negara belum memiliki perangkat sosial, hukum, dan tradisi yang mapan. Situasi itu menjadi ‘bahan bakar’ bagi upaya-upaya pembangunan karakter bangsa di tahun 50-an dan 60-an. Di awal 70-an, ketika kepemimpinan soeharto, orientasi pembangunan bangsa digeser ke arah ekonomi, sementara proses – proses yang dirintis sejak tahun 50-an belum mencapai tingkat kematangan.

Dalam latar belakang sosial demikianlah telekomunikasi dan informasi, mulai dari radio, telegrap, dan telepon, televise, satelit telekomunikasi, hingga ke internet dan perangkat multimedia tampil dan berkembang di Indonesia. Perkembangan telematika penulis bagi menjadi 2 masa yaitu masa sebelum atau pra satelit dan masa satelit.


1. Masa Pra-Satelit

Radio dan Telepon

Di periode pra satelit (sebelum tahun 1976), perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia masih terbatas pada bidang telepon dan radio. Radio Republik Indonesia (RRI) lahir dengan di dorong oleh kebutuhan yang mendesak akan adanya alat perjuangan di masa revolusi kemerdekaan tahun 1945, dengan menggunakan perangkat keras seadanya. Dalam situasi demikian ini para pendiri RRI melangsungkan pertemuan pada tanggal 11 September 1945 untuk merumuskan jati diri keberadaan RRI sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dengan rakyat, dan antara rakyat dengan rakyat.

Sedangkan telepon pada masa itu tidak terlalu penting sehingga anggaran pemerintah untuk membangun telekomunikasipun masih kecil jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola oleh PTT (Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai pergantian rezim dari Orla ke Orba di tahun 1965, RRI merupakan operator tunggal siaran radio di Indonesia. Setelah itu bermunculan radio – radio siaran swasta. Lima tahun kemudian muncul PP NO. 55 tahun 1970 yang mengatur tentang radio siaran non pemerintah.

Periode awal tahun 1960-an merupakan masa suram bagi pertelekomunikasian Indonesia, para ahli teknologi masih menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”. Misalnya saja, PTT masih menggunakan sentral-sentral telepon yang manual, teknik radio High Frequency ataupun saluran kawat terbuka (Open Were Lines). Pada masa itu, banyak negara pemberi dana untuk Indonesia – termasuk pendana untuk pengembangan telekomunikasi, menghentikan bantuannya. Hal itu karena semakin memburuknya situasi dan kondisi ekonomi dan politi di Indonesia.


Tercatat bahwa pada masa 1960-1967, hanya Jerman saja yang masih bersikap setia dan menaruh perhatian besar pada bidang telekomunikasi Indonesia, dan menyediakan dana walau di masa-masa sulit sekalipun. Ketika itu pengembangan telekomunikasi masih difokuskan pada pengadaan sentra telepon, baik untuk komunikasi lokal maupun jarak jauh, dan jaringan kabel. Indonesia saat itu belum memiliki satelit. Sentral telepon beserta perlengkapan hubungan jarak jauh ini diperoleh dari Jerman. Pada saat itu, Indonesia hanya dapat membeli produk yang sama, dari perusahaan yang sama, yakni Perusahaan Jerman. Tidak ada pilihan lain bagi Indonesia.

Keleluasaan barulah bisa dirasakan setelah di tahun 1967/1968 mengalir pinjaman-pinjaman ke Indonesia, baik bilateral ataupun pinjaman multilateral dari Bank Dunia, melalui pinjaman yang disepakati IGGI. Akan tetapi, pada masa inipun inovasi dalam pemfungsian teknologi telekomunikasi masih belum berkembang dengan baik di negeri ini. Peda dasarnya kita memberi dan memakai perlengkapan seperti switches, cables, carries yang sudah lazim kita pakai sebelumnya.

Televisi
Badan penyiaran televisi lahir tahun 1962 sebelum adanya satelit yang semula hanya dimaksudkan sebagai perlengkapan bagi penyelenggara Asian Games IV di Jakarta. Siaran percobaan pertama kali terjadi pada 17 Agustus 1962 yang menyiarkan upacara peringatan kemerdekaan RI dari Istana Merdeka melalui microwave. Dan pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI bisa menyiarkan upacara pembukaan Asian Games, dan tanggal itu dinyatakan sebagai hari jadi TVRI.

Terdorong oleh inovasi, akhirnya pada tanggal 14 November 1962 untuk pertama kalinya TVRI memberanikan diri melakukan siaran langsung dari studio yang berukuran 9x11 meter dan tanpa akustik yang memadai. Acaranya terbatas, hanya berupa permainan piano tunggal oleh B.J. Supriadi dengan pengaruh acara Alex Leo.

Lebih setahun setelah siaran pertama, barulah keberadaan TVRI dijelaskan dengan pembentukan Yayasan TVRI melalui Keppres No. 215/1963 tertanggal 20 oktober 1963. Antara lain disebutkan bahwa TVRI menjadi alat hubungan masyarakat (mass communication media) dalam pembangunan mental/spiritual dan fisik daripada Bangsa dan Negara Indonesia serta pembentukan manusia sosialis Indonesia pada khususnya.

Sampai tahun 1989, TVRI merupakan operator tunggal di bidang penyiaran televise.
Jadi sebelum satelit palapa mengorbit, Indonesia hanya mengenal telekomunikasi yang bersifat terestrial, yakni yang jangkauannya masih dibatasi oleh lautan. Telekomunikasi seperti ini tidak bisa menjangkau pulau-pulau kecuali melalui penggunaan SKKL (Saluran Komunikasi Kabel Laut) yang mahal dan sulit dipergunakan.


2. Masa Satelit

Satelit Domestik Palapa

Gagasan tentang peluncuran satelit bagi telekomunikasi domestik di Indonesia bisa ditelusuri asal muasalnya dari sebuah konferensi di Janewa tahun 1971 yang disebut WARCST (World Administrative Radio Confrence on Space Telecomunication).

Pada konferensi itu di tampilkan pila pameran dari perusahaan raksasa pesawat terbang Hughes. Perusahaan inilah yang mengusulkan ide pemanfaatan satelit bagi kepentingan domestik Indonesia. Hal tersebut disambut oleh Suhardjono yang berlatar belakang militer dan membawa masalah satelit itu sampai ke Presiden RI.

Selain pertimbangan kelayakan ekonomi dan teknis, sejarah peluncuran satelit ini juga diwarnai oleh kepentingan politik dimana hubungan antara Indonesia dengan negara- negara lain sudah mulai bersahabat. Di sisi lain, satelit memungkinkan penyebaran luas ideologi negara ke masyarakat luas melalui TV, satelit juga menguntungkan secara ekonomi.

Komunikasi tentang cara-cara menggali sumber daya alam dapat berlangsung dengan mudah. Ini berlaku untuk kasus tembaga pura (Freeport) dan di Dili. Peluncuran satelit Palapa di Cape Canaveral, Florida, bulan Agustus 1976 pada panel peluncuran terdapat 3 orang Indonesia dan perwakilan dari perusahaan NASA dan Hughes.

Kejadian ini diresmikan juga melalui pidato kenegaraan oleh presiden Soeharto di Jakarta, tanggal 16 Agustus 1976. ini merupakan satu- satunya proyek teknologi yang mendapat tempat terhormat di gedung Parlemen. Namun peluncuran satelit itu merupakan kebijakan nasional yang gagasan awalnya dicetuskan oleh pemerintah.

Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Indonesia pernah mengalami ancaman perpecahan. Untuk mempersatukan tanah air yang sangat luas ini diperlukan sarana perhubungan yang mencakup seluruh wilayah nusantara. Proses kelahiran satelit ini hanya melibatkan sedikit teknokrat dan teknolog yang berpihak pada kepentingan Orba.


Dampak Setelah Adanya Satelit Palapa

Dengan semakin bergantungnya Indonesia pada teknologi satelit, muncullah sejumlah perusahaan yang bergerak dalam produksi perlengkapan terkait, seperti RFC (milik Iskandar Alisjahbana), LEN (milik Kayatmo), PT. INTI. Setelah periode itu, aspek bisnis di dunia telekomunikasi mencuat. Inovasi lebih banyak terjadi pada penyediaan layanan, sementara pengembangan teknologi untuk komponen berkurang.

Pertumbuhan ekonomi yang pesat di tahun 1988 membuat kebutuhan telekomunikasi melonjak secara drastis. Untuk memenuhi kebutuhan telepon yang melonjak, disadari pemerintah perlunya perubahan regulasi, yang kemudian membuahkan UU no. 3 tahun 1989 tentang pengertian telekomunikasi yang diperluas hingga mencakup alat pengiriman data seperti facsimile dan telex, dan lain-lainnya.

Sebelum lahirnya UU ini, Telkom dan Indosat disebut sebagai badan penyelenggara telekomunikasi yang menyediakan seluruh jejaring dan layanan jasa. Dampak positif dari berlakunya UU tersebut adalah mulai masuknya pihak-pihak swasta dengan modal yang besar, walaupun dalam skala usaha yang terbatas.

Mereka datang dengan membawa teknologi baru, tenaga ahli, manajemen yang baru. Ini semua kemudian menciptakan iklim usaha yang baru dalam penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia. Dengan terlibatnya pihak asing dalam pengadaan dana, teknologi dan menejemen, perkembangan teknologi telekomunikasi berkembang dengan pesat. Hal ini terjadi sekitar tahun 1990-an dan dampaknya terlihat mulai tahun 1991 khususnya terlihat jelas bahwa jangkauan telekomunikasi di Indonesia menjadi bertambah luas.

Perkembangan teknologipun berkembang pesat, mulai dari pesawat telepon manual ke otomatis, dan dari analog menjadi digital. Pada gilirannya perkembangan ini menuntut adanya pengaturan infrastruktur dan standarisasi peralatan. Tak lama kemudian masuklah teknologi mobile-telecommunication.

Berkembanglah pemakaian handphone yang bardampak tumbuhnya usaha-usaha yang tidak hanya menyediakan layanan atau jejaring saja, melainkan juga membangun pabrik-pabrik dalam upaya pemenuhan kebutuhan akan kabel. Menarik untuk dicatat bahwa di era serbuan bisnis telekomunikasi itu, ternyata kaidah dan aturan bisnis professional tidak sepenuhnya diikuti.

Sementara itu faktor politik tampaknya justru mengambil peranan penting. Kala itu terjadi campur tangan bisnis dari “Keluarga Cendana” yang mengambil peranan sebagai mitra bisnis PT Telkom dan Indosat yang kemudian diikuti oleh krono-kroni mereka seperti Liem Sio Liong melalui “Sinar Mas”- nya dan lain-lain. Di era emas telekomunikasi itu, tumbuh dorongan kuat agar Bank Indonesia membuka pintunya lebar-lebar bagi pihak swasta asing.

Bahkan mereka menginginkan adanya privatisasi Telkom dan Indosat dalam penyelenggaraannya. Dampak dari dorongan ini mencuatnya pandangan bahwa regulasi yang ada sudah tidak memadai lagi. Di sekitar tahun 1996, mulailah disusun rencana untuk meninjau kembali UU No. 3 tahun 1989.


Beberapa hal yang diperhatikan dalam review ini adalah :

1. Perkembangan teknologi tahun 1995-1996 itu berbeda sekali dengan di tahun 1990. ini terutama terjadi akibat konvergensi teknologi, sebagai fungsi dari berbagai jenis jasa berubah dan timbul jasa-jasa baru yang perlu diakomodasikan. Konvergensi teknologi bahkan memungkinkan teknologi dipadu dengan broadcasting, sehingga timbullah telematika, teleinformatika, teknologi informasi dan lain-lain yang menuntut kebijakan dan peraturan yang baru.

2. Perkembangan teknologi informasi dan broadcasting itu ternyata tidak hanya berpengaruh pada masalah politik, dalam artian berita, tetapi juga iklan yang sangat berpengaruh dalam dunia bisnis. Lebih jauh lagi dengan berkembangannya telebanking, telekumunikasi sebelumnya dilihat hanya sebagai public utility, kini berubah menjad bisnis opportunity.

3. Globalisasi ekonomi menciptakan suasana kompetisi yang semakin ketat. Ini menuntut penyelenggaraan telekomunikasi dengan kualitas layanan yang semakin tinggi.
Setelah satelit Palapa mengorbit, jangkauan telekomunikasi Indonesia bisa meliputi seluruh nusantara, dan bahkan ke luar wilayah nusantara. Satelit telekomunikas itu kemudian bisa dimanfaatkan bukan untuk telepon tetapi juga untuk berbagai macam keperluan lain seperti, pengiriman facsimile, telex, dan pengiriman berbagai informasi dalam bentuk lain termasuk broadcasting. Setelah perkembangan itu semua terwujud, masyarakat melihat pentingnya peranan telekomunikasi bagi kehidupan suatu bangsa.


Pemanfaatan Telematika di Bidang Pendidikan

Menurut Miarso (2004) terdapat sejumlah pilihan alternatif pemanfaatan di bidang pendidikan, yaitu :

1. Perpustakaan Elektronik

Perpustakaan yang biasanya arsip-arsip buku dengan di Bantu dengan teknologi informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya. Homepage dari The Library of Congress merupakan salah satu perpustakaan yang terbesar di dunia. Saat ini sebagian informasi yang ada di perpustakaan itu dapat di akses melalui internet.

2. Surat Elektronik (email)

Dengan aplikasi sederhana seperti email maka seorang dosen, pengelola, orang tua dan mahasiswa dapat dengan mudah berhubungan. Dalam kegiatan di luar kampus mahasiswa yang menghadapi kesulitan dapat bertanya lewat email.

3. Ensiklopedia

Sebagian perusahan yang menjajakan ensiklopedia saat ini telah mulai bereksperimen menggunakan CD ROM untuk menampung ensiklopedia sehingga diharapkan ensiklopedia di masa mendatang tidak hanya berisi tulisan dan gambar saja, tapi juga video, audio, tulisan dan gambar, dan bahkan gerakan. Dan data informasi yang terkandung dalam ensklopedia juga telah mulai tersedia di internet. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka data dan informasi yang terkandung dalam ensiklopedi elektronik dapat diperbaharui.

4. Sistem Distribusi Bahan Secara Elektronis ( digital )

Dengan adanya sistem ini maka keterlambatan serta kekurangan bahan belajar bagi warga belajar yang tinggal di daerah terpencil dapat teratasi. Bagi para guru SD yang mengikuti penyetaraan D2, sarana untuk mengakses program ini tdk menjadi masalah karena mereka dapat menggunakan fasilitas yang dimiliki kantor pos yang menyediakan jasa internet.

5. Tele-edukasi dan Latihan Jarak Jauh dalam Cyber System

Pendidikan dan pelatihan jarak jauh diperlukan untuk memudahkan akses serta pertukaran data, pengalaman dan sumber daya dalam rangka peningkatan mutu dan keterampilan professional dari SDM di Indonesia. Pada gilirannya jaringan ini diharapkan dapat menjangkau serta dapat memobilisasikan potensi masyarakat yang lain, termasuk dalam usaha, dalam rangka pembangunan serta kelangsungan kehidupan ekonomi di Indonesia, baik yang bersifat pendidikan formal maupun nonformal dalam suatu “cyber system”.

6. Pengelolaan Sistem Informasi

Ilmu pengetahuan tersimpan dalam berbagai bentuk dokumen yang sebagian besar tercetak dalam bentuk buku, makalah atau laporan informasi semacam ini kecuali sukar untuk diakses, juga memerlukan tempat penyimpanan yang luas. Beberapa informasi telah disimpan dalam bentuk disket atau CD ROM, namun perlu dikembangkan lebih lanjut sistem agar informasi itu mudah dikomunikasikan. Mirip halnya dengan perpustakaan elektronik, informasi ini sifatnya lebih dinamik (karena memuat hal-hal yang mutakhir) dapat dikelola dalam suatu sistem.

7. Video Teleconference

Keberadaan teknologi ini memungkinkan siswa atau mahasiswa dari seluruh dunia untuk dapat berkenalan, saling mengenal bangsa di dunia. Teknologi ini dapat digunakan sebagai sarana diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk bermain peran pada kegiatan pembelajaran yang berfungsi menumbuhkan kepercayaan diri dan kerjasama yang bersifat sosial.

Banyak faktor yang mempengaruhi dilaksanakan atau tidaknya potensi teknologi telematika. Faktor utama, menurut Miarso (2004) adalah adanya komitmen politik dari para pengambil kebijakan dan ketersediaan para tenaga terampil.


Dampak Penggunaan Telematika

Berbagai macam bentuk yang menjadi dampak penggunaan telematika merebak luas pada masyarakat. Dampak ini akan memunculkan dan merubah pola kehidupan, bekerja, berusaha bahkan merubah falsafah pada bidang-bidang tertentu. Dampak yang pasti adalah akan terjadinya perubahan minat bekerja yang lebih efisien dalam arti benefit to cost ratio, efektif dalam arti kualitas produk, jasa, dan pemerataan distribusi produk jasa kepada masyarakat. Dampak yang akan muncul penggunaan telematika baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu :

1.Penghematan transportasi dan bahan bakar.

2.Menghindarkan jam-jam yang tidak produktif menjadi lebih produktif.

3.Mengembangkan konsep kegiatan tersebar secara merata ke seluruh daerah.

4.Menyuguhkan banyak pilihan sarana telekomunikasi.

3.4.11

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

 dalam penulisan karya ilmiah diperlukan data-data akurat yang menjadi isi atau value dari variabel yang kemudian akan mendukung keabsahan panelitian tersebut, dan berikut adlah empat teknik pengambilan dan pengumpulan data :

1. Teknik Wawancara
Keuntungan :
• Memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebas dan terbuka.
• Pewawancara dapat mengembangkan pertanyaan.
• Pewawancara dapat melihat kebenaran jawaban melalui gerak-gerik dan raut wajah yang diwawancarai.

Kerugian :
• Membutuhkan waktu yang lama.
• Tergantung dari kepapandaian orang yang mengumpulkan data.
• Dapat mengganggu orang yang diwawancarai.

Pertanyaan untuk Wawancara
• Gunakan Bahasa yang baik, sopan dan jelas.
• Jangan memasukan pendapat pribadi.
• Dindari pertanyaan yang panjang dan berbelit-belit.
• Hindari pertanyaan yang menakutkan.
• Hindari pertanyaan yang sifatnya mengkritik.

Mempersiapkan Wawancara
• Aturlah pertemuan dengan orang yang diwawancarai.
• Utarakan maksud dan wawancara.
• Atur waktu untuk wawancara.
• Buat jadwal wawancara.
• Buatlah panduan wawancara (Interview guide).

Melakukan Wawancara
• Mengenalkan diri terlebih dahulu.
• Menjelaskan tujuan wawancara.
• Menjelaskan peranan yang akan diberikan oleh orang yang akan diwawancarai.
• Hilangkan kesan mengintrogasi.
• Pewawancara harus mendengarkan dengan teliti.
• Jagalah agar wawancara tetap santai.
• Jangan memotong omongan orang.
• Mintalah ide-ide tambahan yang belum diungkapkan.
• Di akhir wawancara, bacakanlah rangkuman dari hasil wawancara.
• Ucapkanlah terima kasih.

2. Teknik Observasi
Keuntungan :
• Cenderung mempunyai keandalan yang tinggi.
• Analis sistem dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan.
• Analis sistem dapat menggambarkan tata letak fisik dari kegiatan-kegiatan.>
• Analis sistem dapat mengukur tingkat dari suatu pekerjaan.

Kerugian :
• Biasanya orang yang diamati merasa terganggu.
• Pekerjaan yang diobservasi mungkin tidak dapat mewakili suatu tingkat kesulitan.
• Dapat mengganggu kerja yang dilakukan.
• Orang yang diamati biasanya cendrung melakukan pekerjaan yang lebih baik dan sering menutup-nutupi kejelekan.

Petunjuk Melakukan Observasi
Yang Harus Dilakukan adalah :
• Merencanakan terlebih dahulu observasi yang akan dilakukan.
• Mintalah ijin terlebih dahulu dari manajer atau pejabat setempat.
• Low profile.
• Lengkapilah catatan selama observasi berlangsung.

Yang Tidak Harus Dilakukan adalah :
• Mengganggu kerja individu yang diobservasi.
• Tidak menekankan pekerjaan yang tidak penting.
• Jangan membuat asumsi sendiri.

3. Teknik Quesioner
Keuntungan :
• Daftar pertanyaan baik untuk sumber data yang banyak.
• Responden tidak merasa terganggu.
• Daftar pertanyaan relatif lebih efisien untuk sumber data yang banyak.
• Karena daftar pertanyaan biasanya tidak mencantumkan identitas responden, maka hasilnya dapat lebih obyektif.

Kerugian :
• Daftar pertanyaan tidak menggaransi responden untuk menjawab pertanyaan.
• Daftar pertanyaan cenderung tidak fleksibel.
• Pengumpulan sampel tidak dapat dilakukan secara bersama-sama dengan daftar pertanyaan.
• Daftar pertanyaan yang lengkap sulit untuk dibuat.

Petunjuk Membuat Daftar Pertanyaan
• Rencanakan terlebih dahulu fakta-fakta yang ingin dikumpulkan.
• Tentukan tipe dari dari daftar pertanyaan.
• Tulisakan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.
• Uji daftar pertanyaan ini kepada responden yang kecil terlebih dahulu.

4. Teknik Pengambilan Sampel
Cara Pengambilan Sampel
• Secara keputusan (judgemental sampling)
• Secara static ( statistik sampling)
• Secara random (judgemental sampling)
• Secara sistematik (statistik sampling)
• Secara bertingkat (stratified sampling)

2.4.11

TAHAPAN METODE ILMIAH

Berikut adalah tahapan yang akan dilalui peneliti dengan metose ilmiah:

1. Memilih dan mendefinisikan masalah
Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan atau diangkat ke dalam sebuah penelitian. Untuk menghilangkan keragu-raguan, masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Contoh Penelitian : "Bagaimana pengaruh mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani di Aceh?" Berikan definisi tentang usaha tani, mekanisasi, pada musim apa, dan sebagainya.

2. Survei data yang tersedia
Mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. (Langkah pertama dan kedua dapat dikerjakan secara bersamaan).

3. Merumuskan hipotesis (bila penelitian bertujuan menguji hipotesis)
Hipotesa adalah kesimpulan awal tentang hubungan antar fakta, variabel atau fenomena-fenomena dalam sebuah penelitian.

4. Menyusun kerangka analisa dan alat-alat dalam menguji hipotesis
Pengujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan penelitian.

5. Mengumpulkan data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa, data terserbut perlu dikumpulkan.

6. Mengolah, menganalisa dan membuat interpretasi
Setelah data terkumpul, peneliti menyusun data untuk dianalisa. Penyusunan data dapat berbentuk tabel ataupun membuat coding untuk dianalisa dengan komputer. Setelah dianalisa, data perlu diberikan interpretasi terhadap data tersebut.

7. Generalisasi dan membuat kesimpulan
Kesimpulan dan generalisasi harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima ataukah ditolah. Apakah ada hubungan antar fenomena yang diperoleh atau tidak.

8. Membuat laporan penelitian
Langkah akhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut.

Unsur Pemikiran Ilmiah

1. Observasi dengan tujuan tertentu
2. Analisa sintesa
3. Mengingat dan memunculkan kembali secara selektif
4. Hipotesis (bila penelitian bertujuan menguji hipotesis)
5. Verifikasi terhadap inferensi
6. Pemberian alasan
7. Keputusan

Sifat Penelitian

1. Bersifat Kualitatif / QUALITATIF
2. Bersifat Kuantitatif / QUANTITATIF

Masalah utama yang biasa dihadapi para peneliti pemula adalah menentukan metode penelitian yang paling tepat Qualitatif atau Quantitatif Jawabannya tergantung pada masalah yang hendak diriset.

kualitatif atau kuantitatif?

Metodologi, yakni bagaimana mengumpulkan dan menganalisis data/informasi berkenaan dengan topik penelitian, antara lain:

1. Jenis data yang dibutuhkan, Qualitatif atau Quantitatif? (WHAT)
2. Lokasi Penelitian (WHERE)
3. Bagaimana data/informasi dikoleksi (HOW)
4. Bagaimana data/informasi tsb akan dianalisa?

METODE ILMIAH

Metode Ilmiah dapat diartikan sebagai suatu langakah pencarian kebenaran yang sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan yang logis pada setiap tahapannya.
( Almack, 1939 ) Metode ilmiah : cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.

Kriteria Metode Ilmiah

1. Berdasarkan fakta
Keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulan ataupun yang akan dianalisa harus berdasarkan fakta-fakta yang nyata, jangan berdasarkan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda, atau sejenisnya.

2. Bebas dari prasangka(objektif)
Setiap karya ilmiah dalam bentuk apapun harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif melainkan berdasarkan teori dan fakta empiris.

3. Menggunakan prinsip-prinsip analisis
Semua masalah harus dicari sebab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis. Semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.

4. Perumusan masalah, antara lain dengan menyusun hipotesis
Hipotesa digunakan untuk memandu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran yang tepat.

5. Menggunakan ukuran obyektif
Ukuran yang digunakan tidak boleh dengan mengandalkan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dengan pikiran yang waras.

6. Menggunakan teknik kuantitatif dan atau kualitatif
Data yang didapat menggunakan data ukuran kuantitatif, contoh ton, mm, ohm, kilogram, dan sebagainya, jangan menggunakan ukuran seperti sejauh mata memandang, sehitam aspal, dan sebagainya.

5.3.11

Ciri-Ciri, Sikap, dan Kesalahan dalam Penulisan Ilmiah

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik.

1. Ciri – cirri Karya Ilmiah

Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a. struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.

b. komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

c. sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

d. penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

2. Sikap Ilmiah

Dalam penulisan karya ilmiah ada 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Sikap ingin tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
b. Sikap kritis. Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
c. Sikap terbuka. Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
d.Sikap objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
e. Sikap rela menghargai karya orang lain. Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
f. Sikap berani mempertahankan kebenaran. Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.
g. Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.

3. Kesalahan dalam penulisan Karya Ilmiah

Rata-rata kesalahan penulisan karya ilmiah yang menghambat penyelesaiannya adakan dikarenakan ‘tidak konsisten’ dalam penulisan. Bentuk ketidak konsisten itu menyangkut banyak hal, dapat berupa diksi, teknik mengutip, atau bahkan alur berpikir sendiri.

Berbagai kendala yang jumpai dalam proses penulisan penelitian ilmiah adalah sebagai berikut :
• salah mengerti audience atau pembaca tulisannya,
• salah dalam menyusun struktur pelaporan,
• salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat),
• salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan,
• penggunaan Bahasa Indonesia yang belum baik dan benar,
• tata cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan seenaknya sendiri),
• tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang berubah-ubah).

Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa umum yang kebenarannya telah diketahui, dan berakhir pada suatu kesimpulan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi.
Macam- macam deduktif :

1. Silogisme
Silogisme adalah suatu argumen yang bersifat deduktif yang mengandung tiga proporsi kategori yakni dua premis dan satu kesimpulan. Masing-masing premis itu yakni premis mayor (premis umum) biasanya disingkat PU dan premis minor (premis khusus) bisanya disingkat PK.

Silogisme ini bagian dari penalaran deduksi. Jika dirumuskan sebagai berikut :

PU : A = B
PK : C = A
K : C = B

contoh
PU : najib pelajar atlet sepak bola
PK : ahmad najib seorang yang berprestasi
K : ahmad seorang atlety sepak bola yang berprestasi

2. Entimem
Entimem adalah silogisme yang dipersingkat. Disaat tertentu orang ingin mengemukakan sesuatu hal secara praktis dan tepat sasaran.

Contoh :
PU : Semua orang ingin menjadi juara harus berlatih keras
PK : syamil ingin menjadi juara
K : syamil harus baerlatih keras
Rumus Silogisme Entinem : C = B karena C = A

Penalaran Induktif


Dikenal sebagai induksi atau logika induktif  adalah jenis penalaran yang melibatkan bergerak dari seperangkat fakta-fakta yang spesifik untuk suatu kesimpulan umum. Induksi digunakan untuk menganggap properti atau hubungan untuk jenis berdasarkan pada contoh observasi.
Ada 2 jenis penalaran induksi :
1 Generalisasi
Penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan berdasarkan data yang sesuai dengan fakta. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.
Macam – macam Generalisasi :
I. Generalisasi sempurna (tanpa loncatan induktif)
Generalisasi di mana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tentu saja tidak praktis dan tidak ekonomis.
Contohnya  setelah kita menghitung jumlah hari pada setiap bulan pada sitem penaggalan masehi, kita dapat menyimpulkan bahwa setiap bulannya mempunyai hari antara 29 sampai dengan 31 hari atau dengan kata lain  tidak lebih dari 31. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu jumlah hari pada setiap bulan kita perhitungkan tanpa ada yang kita tinggalkan atau tanpa loncatan yang artinya juga  semua data yang kita peroleh adalah data yang kita gunakan untuk menarik suatu kesimpulan.
II. Generalisasi tidak sempurna(dengan loncatan induktif)
Generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki. Penalaran generalisasi bertolak dari satu atau sejumlah fakta khusus yang mempunyai kemiripan untuk membuat sebuah kesimpulan.
Misalnya setelah kita menyelidiki sebagian mayaratakat Indonesia menggemari olahraga sepak bola, kemudian dengan fakta tersebut kita menyimpulkan bahwa di  negara indonesia menyukai olahraga sepak bola, maka penyimpulan ini adalah generalisasi tidak sempurna yang dalam penarikan kesimpulannya ada data yang diabaikan.

2 Analogi
Persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada. Analogi juga dapat dikatakan sebagai proses membandingkana dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
Misalnya untuk merawat mesin mobil, pemilik harus melakukan pengganitian perawatan mesin secra rutin agar mesinsehingga performa mesin maksimal. Demikian juga dengan tubuh, dipelukan perawatan rutin untuk menjaga kesehatan dan kebigaran tubuh dibutuhkan, agar tubuh dapat bekerja secara maksimal . Keduanya juga membutuhkan perawatan yang rutin agar dapat bekerja dengan maksimal.

15.2.11

IMPLEMENTASI JARINGAN KOMPUTER


    jaringan komputer dapat diartikan sebagai sautu hubungan antara beberapa perangkat komunikasi (dalam hal ini komputer), sehingga dengannya dimungkinkan penggunaan perangkat keras bersama seperti harddisk, modem, & printer serta perangkat lunak seperti berbagi data, informasi, dan file untuk digunakan secara bersama untuk banyak keperluan berkomunikasi.

berikut adalah beberapa penerapan jaringan komputer dalam kehidupan sehari-hari:

-dunia bisnis
    seperti yang terjadi pada saat ini produsen, penjual, dan konsumen diuntungkan dengan kemudahan yang ditawarkan dengan e-businnes dan e-comerce yang menjanjikan kemudahan, kecepatan, dan keamanan transaksi secara digital, hal tersebut tentunya didukung dengan jaringan komputeryang membuat setiap pihak dan perangkat yang terlibat dalam kegiatan bisnis saling terhubung satu sama lain.

-data perbankan
    di dunia perbankan jaringan komputer diperlukan dalam penggunaan data perbankan secara bersamaan guna memaksimalkan efisiensi waktu, karena dengan jaringan yang saling berhubungan kantor cabang di daerah yang jauh dari kantor pusat tidak perlu melakukan pengiriman data secara konvensional yang harus dilakukan secara berkala(mingguan,bulanan, atau atahunan),yang dengan itu semua setiap transaksi perbankan misalnya setor, tansfer, dan lainnya dapat dilakukan dengan waktu yang singkat.

-mobile user
    jaringan komputer sangat membantu dalam menghubungkan user-user meskipun mereka(user) berada di lokasi berbeda bahkan dalam jarak yang sangat jauh sekalipun tetap berrkomunikasi satu sama lain, khususnya untuk keperluan komunikasi dengan kondisi berpindah-pindah tenpat yang dilakukan secara real time online(terhubung pada saat yang sama)

-home
    dalam kehidupan sehari-hari dengan ataupun tanpa sadar kita seringkali pekerjaan kita dimudahkan dengan jarinagan komputer bahkan di dalam rumah sekalipun, contohnya dalam sebuah rumah ada beberapa perangkat komputer yang terhubung dalam jarinaagan lan(local area network) sehingga setiap komputer bisa melakukan shere file satu sama lain tanpa harus menggunakan perangkat storage eksternal yang harus dipindah-pindahkan, dengan jaringan pula user bisa menghemat baiaya misalnya sebuah printer dan modem yang digunakan bersama dalam satu jaringan tentunya lebih menghemat biayaya bila dibanding setiap komputer harus dilengkapi dengan printer dan modem yang pastinya akan lebih mahal.

5.1.11

macam dan ragam bentuk komputer


Siapa yang tak mengenal perqangkat cangih bernama komputer terlebih lagi pekerja kantoran yang berhibungan dengan pengolahan data perusahaan, musisi yang menggunakannya untuk keperluan mixing dalam proses rekaman pada musik, desainer apakah itu grafis, game, rancang bangun, editor baik film maupun media massa, pelajar, dan pastinya programer serta sistem analis.

namun tahukah anda bahwa dahulu komputer berawal dari alat hitung sederhana yang menggunakan logika aritmatika dalam penggunaanya, tapi kita tidak akan membicarakan  kompoter jaman dulu tapi yang akan kita bahas adalah bentuk-bentuk komputer modern yang saat ini sudah banyak memiliki bentuk dan fitur sesuai dengan kegunaanya masing-masing, dan berikuit ulasannya:

1. desktop
komputer meja ini adalah bentuk yang umum ditemui dan pada umumnya terdiri dari cpu, keyboard, dan monitor. dekstop biasanya dijual dalam kondisi paket yang lengkap, tapi dengan dekstop user relatif bebas untuki ber explorasi dengan hard ware dan softwarenya karana relatif harga perangkatnya murah dibanding komputer portable.

2. netttop
nettop sebenarnya adalah desktop yang lebih ringkas dari bentuk dan ukurannya serta daya listrik yang diperlukan lebih hemat, tapi dengan nettop user biasanya hanya bisa menggunkan fasilitas yang memang sudah tertaman didalamnya, nettop juga tidak mendukung upgrade hardware.

3.deskbook
komputer jenis ini sebenarnya sama dengan dektop dan nettop, jenis komputer ini diklaim sebagai komputer paling hemat listrik, deskbook berbentuk monitor beserta cpu yang tertanam didalammnya, sehingga user tidak bisa melakukan upgrade hardware sebebas desktop, dan biasanya deskbook hanya digunakan unhtuk keperluan menampilkan namun tidak menutup kemungkinan melakukan pekerjaan pada umumnya.

4.notebook/laptop
perangkat komputer berupa komputer portable yang biasanya dilipat dan bisa dibawa kemanapun karena dilengkapi baterai yang membuatnya bisa bekerja tanpa harus mengalirkan listrik kedalamnya, jenis komputer ini memiliki mobilitas yang tinggi, tapi sayangnya user tidak bisa banyak melakukan upgrade perangkat kerasnya karena komponen hardwareyang digunakan sagant kecil dan harganya relatif mahal.
5.netbook/mini laptop
sesuai dengan namanya komputer ini adalah bentuk mini dari laptop, ukurannya lebih kecil antara 7 s/d 10 inch sehingga bentuknya lebih kompak, ringan, lebih tepat untuk user yang memiliki mobilitas tinggi, biasanya user hanya dapat melkukan upgrade ram dan harddrive(sama seperti laptop).

6.PC tablet
komputer jenis ini adalah laptop berbentuk papan tanpa disertai keyboard, user dapat mengoparsikannya dengan menggunakan sentuhan jari atau stylus dilayarnya karena didukung teknologi touchscrean yang mendeteksi tekanan dilayarnya yang kemudia menjadi perintah input bagi komputer, pada pc tablet user sama sekali tidak dapat melakukan upgrade hardware apapun.

Fenomena Tablet PC di Awal Tahun


Akhir tahun 2010 indonesia diramaikan dengan kedatangan gadget terbaru setelah meroketnya black berry dan iPhone, diawali oleh vendor apple yang terkenal paling eksklusif diantara yang lainnya dengan menghdirkan iPad ke pasar indonesia yang awalanya dibawa oleh beberapa orang yang membelinya di luar negri(karena pada saat itu iPad belum dirilis di indonesia) kemudia membawanya masuk indonesia danternyata banyak peminatnya, melihat gejala tersebut emax(ATPM apple untuk indonesia) segera mengajukan untuk melakukan peluncuran i-pad di indonesia sebelum didahului oleh vendor-vendor pesaingnya.
.
Tak lama setelah peluncuran iPad di indonesia beberapa vendor pun mulai pasang ancang-ancang untuk mengimbangi pabrikan keluarga gadget iPod tersebut dengan menwarkan kelebihan-kelebihan yang mereka miliki, misalnya samsung galaxy tab dengan layar 7 inch yang tentunya lebih kompak, dan ditambah dengan ditanamkannya kamera 3mp yang menjadi keunggulan tersendiri dibanding iPad yang tak berkamera, serta pada samsung galxy tab bisa berfungsi pula sebagai telepon genggam yang memberikan nilai lebih daripada iPad  yang hanya bisa terhubung ke jaringan internet dengan menggunakan wi-fi yang terbatas lokasi hotspot.

Tapi tahukah anda bahwa sebenarnya pc tablet sudah masuk indonesia sebelum iPad tercipta, beberapa vendor laptop terkenal sudah pernah menghadirkannya di indonesia tapi pc tablet yang ada masih mengadaptasi keyboard yang terpisah sehingga lebih mirip laptop pada umumnya, betuknya yang relatif besar dan tebal sehingga bobotnya pun terasa berat membuatnya kurang kompak untuk keperluan pekerjaan yang membutuhkan mobilitas yang tinggi.  .


Android Sistem Operasi Mobile Masa Depan


Berawal dari sebuah seminar tentang sistem operasi mobile open source dan platform terbaru yang benama android, yang pada kesempatan itu dijelaskan semua keunggulan sistem operasi mobile ini yang membuat inovatif dan mengagumkan, hal tersebuat bisa terjadi karena banyak aplikasi yang dikembangkan secara mandiri oleh pengguna sistem operasi ini.

Kami dibuat lebihkagum lagi dengan dilakukannya demo apliklasi yang bernama google sky map dengan menggunakan handset samsung galaxy tab, dengan aplikasi tersebut bisa melakukan pemetaan rasi bintang diangkara secara automatis dengan cara mengarahkan kamera handset yang digunakan ke angkasa luas setelah itu sistem dari aplikasi itu akan memetakan rasi bintang yang sedang disorot oleh kamera handset, dan masih banyak lagi aplikasi lainnya yang menakjubkan.

Handset yang menggunakan sistem operasi android memerlukan spesifikasi tertentu misalnya pada handset tersebut harus memiliki akselerometer(pendeteksi kemiringan dan gerak pada perangkat mobile) hal tersebut dikarenakan banyak fungsi dari aplikasi yang memerlukannya dalam pengoperasiannya, bahkan saat ini sedang dikembangkan sistem pengiriman data terbaru yang disebut-sebut lebih cepat dari bluetooth 3.0 yang penggunaannya hanya dengan mengetukan handset yang akan melakukan pengiriman data kepada handset tujuan.

Sayangnya sistem operasi ini sangat haus akan koneksi jaringan internet karena banyak aplikasi yang memerlukan koneksi kejaringan internet dalam pengoperasiaanya dan semua aplikasi yang kompatibel dengannya hanya tersedia di android market(toko aplikasi online khusus sistem operasi android).