5.3.11

Penalaran Induktif


Dikenal sebagai induksi atau logika induktif  adalah jenis penalaran yang melibatkan bergerak dari seperangkat fakta-fakta yang spesifik untuk suatu kesimpulan umum. Induksi digunakan untuk menganggap properti atau hubungan untuk jenis berdasarkan pada contoh observasi.
Ada 2 jenis penalaran induksi :
1 Generalisasi
Penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan berdasarkan data yang sesuai dengan fakta. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.
Macam – macam Generalisasi :
I. Generalisasi sempurna (tanpa loncatan induktif)
Generalisasi di mana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tentu saja tidak praktis dan tidak ekonomis.
Contohnya  setelah kita menghitung jumlah hari pada setiap bulan pada sitem penaggalan masehi, kita dapat menyimpulkan bahwa setiap bulannya mempunyai hari antara 29 sampai dengan 31 hari atau dengan kata lain  tidak lebih dari 31. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu jumlah hari pada setiap bulan kita perhitungkan tanpa ada yang kita tinggalkan atau tanpa loncatan yang artinya juga  semua data yang kita peroleh adalah data yang kita gunakan untuk menarik suatu kesimpulan.
II. Generalisasi tidak sempurna(dengan loncatan induktif)
Generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki. Penalaran generalisasi bertolak dari satu atau sejumlah fakta khusus yang mempunyai kemiripan untuk membuat sebuah kesimpulan.
Misalnya setelah kita menyelidiki sebagian mayaratakat Indonesia menggemari olahraga sepak bola, kemudian dengan fakta tersebut kita menyimpulkan bahwa di  negara indonesia menyukai olahraga sepak bola, maka penyimpulan ini adalah generalisasi tidak sempurna yang dalam penarikan kesimpulannya ada data yang diabaikan.

2 Analogi
Persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada. Analogi juga dapat dikatakan sebagai proses membandingkana dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
Misalnya untuk merawat mesin mobil, pemilik harus melakukan pengganitian perawatan mesin secra rutin agar mesinsehingga performa mesin maksimal. Demikian juga dengan tubuh, dipelukan perawatan rutin untuk menjaga kesehatan dan kebigaran tubuh dibutuhkan, agar tubuh dapat bekerja secara maksimal . Keduanya juga membutuhkan perawatan yang rutin agar dapat bekerja dengan maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar